10 - 31 Agustus 2007
Audisi | Rp. 50.000
Jl. Praja Dalam E No. 58, Pondok Indah
T 7147-0001
Audisi segala jenis aliran sesuai dengan bakat : solo, band, acapela, teatrikal dll
Personil group minimal 1 orang alumni SMAN 70 Jakarta
Juri : Tohpati, Tito Sumarsono dan almuni 70 lainnya
Labels: festival
31 augustus 2007 | 19:00
Rp. 50.000
Informasi & reservasi:
0813 3824-7242. 0361 – 485 858
Erasmus Huis
Jl. HR Rasuna Said kv.S-3, Kuningan, Jakarta 12950
T 524 1081
F 525 0379
erastaal@erastaal.or.id
Resital gitar klassik oleh Lianto Tjahjoputro
Karya: Paganini, Liszt, Bach, Verdi, Vivaldi, Mendelsohn
31 Agustus 2007 | 19:00
Rp 100.000 dan Rp 75.000
DANCE !!! in Modern Jazz,
Uji Pentas Murid Kelas Jazz & Hip Hop
Taman Ismail Marzuki
Graha Bhakti Budaya,
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
Informasi :
NAMARINA Pusat 829 4777 – 829 4778
NAMARINA Kebayoran 739 6122
30 – 31 Agustus 2007 | 19:00
Rp. 40.000
SaPta by Swaraning Pring Ensemble
Karya: Sugeng Pratikno
Sanggar Baru
Taman Ismail Marzuki
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
SaPta berarti tujuh, sebuah angka, hitungan atau unsur yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Ada banyak hal yang berhubungan dengan unsur atau hitungan tujuh. Angka tujuh adalah salah satu bilangan prima, bilangan yang hanya habis dibagi dengan angka itu sendiri. Semua unsur musik dalam komposisi ini menggunakan dasar hitungan tujuh. Komposisi terdiri dari tujuh bagian, dimana setiap bagiannya mengandung unsur tujuh. Sebuah komposisi dengan berbagai kemungkinan suasana dan ekspresi dari sumber dasar perhitungan serba tujuh, dimana angka tujuh sangat lentur dan fleksibel, sekaligus mengandung misteri. Diharapkan komposisi ini akan memberikan sebuah pengalaman penjelajahan bunyi bagi siapapun yang mendengarkannya.
KOMPOSER/PENANGGUNG JAWAB/ PEMUSIK : Sugeng Pratikno
PEMUSIK : Rasyadan Muhammad, Muhammad Ridwan Malik A, Dahnil Amir, Arif Sabta Agustidar
MANAJER PRODUKSI : Sri Yusnita Boerhan ARTISTIK : Temmy Melianto LIGHTING : Kiram
29 Agustus 2007 | 14:00
Diskusi
Sinematek Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22
Info: Nurul 021-520-1266
Prof. Yomota Inuhiko, seorang kritikus film terkemuka dari Jepang, datang mengunjungi Indonesia selama 1 bulan. Kunjungan beliau ini adalah melalui bantuan dari API (Asian Public Intellectual) Fellowship yang diberikan oleh Nippon Foundation.
The Japan Foundation, bekerjasama dengan sejumlah institusi pendidikan dan penelitian terkemuka di Indonesia, akan mengadakan rangkaian acara diskusi tentang film, antara lain dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), PSJ UI (Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia) dan Sinematek (Lembaga Perfilman). Acara diskusi akan diadakan di masing-masing institusi.
Yomota Inuhiko (terlahir Yomota Goki) lahir tahun 1953 dan menyelesaikan PHD nya di Universitas Tokyo. Menjadi dosen tamu di Universitas Konguk dan Chung’An, Seoul, peneliti di Universitas Columbia dan Universitas Bologna serta menjadi penasihat bidang pertukaran budaya, di Agency for Cultural Affairs pemerintahan Jepang. Hingga saat ini menjadi pengajar di Studi Film & Komparasi Sastra di Universitas Meiji Gakuin.
Labels: discussion, film
29 Agustus 2007 | 19:00
Multifunctional Room
Istituto Italiano di Cultura
Jl. HOS Cokroaminto 117 Menteng, Jakarta 10350
T 392 7531/2, F 310 1661
iicjakarta@esteri.it
Italian Film Festival on IIC Jakarta
Films for public, will be held on Wednesdays evening, at 19.00 PM onwards at the multi function hall of the Italian Institue of Culture (IIC) in Jakarta. The marathon of Italian films (subtitled in english) during this semester will present various genres, from classic movies, such as: Placido Rizzoto (Pasquale Scimeca, 2000), Da Zero a Dieci(Luciano Ligabue, 2002), and many other movies. No tickets or RSVP. For further informations, schedule, synopsis, etc, please contact our operator during working hours.
24 Agustus 2007 | Gratis
merindukan selamat tinggal
dari naskah “The Long Good Bye” karya Tennessee Wiliiams
Disadur oleh : Tatiek Maliyati
Adaptasi : Rin Threesia
Teater Kelompok Gonjang Ganjing Peraih 4 Penghargaan Festival Teater Jakarta wilayah Jakarta Pusat (sutradara terbaik, aktor terbaik, desain poster terbaik dan grup terbaik II)
RIZKY SIHAB sebagai Norman
YOGI GAMBLEZ sebagai Subali, NOVITA CHRISTALIA sebagai Ibu
CISCUS HANDOYO sebagai Bakrie, NURMALA MEGA, sebagai Mira
RANO sebagai Kuli 1, CIPROET sebagai Kuli 2
Sutradara RIN THREESIA Stage Manager FIRMANSYAH MARZUKI RAHMAN
Penata Artistik ABI JAMES Penata Musik IMAM FIRMANSYAH & TALHA A Penata Cahaya MICHAEL DP
Penata Gerak MEI DAWAS BOO-YAA Pimpinan Produksi AYU ERIKA GINTING Produser IWAN RIDUAN
23 - 24 Agustus 2007 | 19:00
Utan Kayu
International Litterary Biennalle
Teater Kecil
Taman Ismail Marzuki
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
Utan Kayu International Literary Biennale merupakan petualangan kreatif sastrawan dunia ke beberapa kota Indonesia, dalam serangkaian pertunjukan yang dinamis dilengkapi interaksi dengan hadirin. Pada setiap kota yang dikunjungi Biennale, penulis internasional akan menyajikan karya mereka sekaligus berkesempatan menikmati suguhan dari para penulis Indonesia yang unik, menampilkan keragaman talenta dan warna lokal yang menegaskan kekayaan budaya Indonesia.
Gus tf (Indonesia) Hao Yu-hsiang (Taiwan) Terence Ward (USA) Arup Kumar Dutta (India) Kangni Alem (Togo/Prancis) Violetta Simatupang (Indonesia) Shin Joong Seun (Korea Selatan) Jerome Kugan (Malaysia) Triyanto Triwikromo (Indonesia) Sam Wagan Watson (Australia) Remy Sylado (Indonesia)
23 August 2007 | 20:00
INDEPENDENT ART FESTIVAL
A classical music concert
Vitaly Unitsky (piano) and Pavel Sedov (violin).
Gedung Kesenian Jakarta
Jalan Gedung Kesenian No.1, Jakarta 10710.
T 380-8283, 344-1892
F 381-0924
In collaboration with the Russian Embassy.
Repertoire:
1. GLAZOUNOFF-ZIMBALIST - Grand Adagio (Raymonda)
2. RUBINSTEIN - Dances (<
3. RACHMANINOFF-HEIFETZ - Adante (Cello sonata, III Mvt.)
4. TCHAIKOVSKY - Rusian Dance (from Swan lake) - Melodie - Valse-scherzo
5. SHOSTAKOVITCH - 2 Preludes - Valse - Joke
6. PROVOKOFIEV - HEFETZ - March, Larghetto, Gavotta
7. PROVOKOFIEV - Sonata No 2 D-dur (III, IV Mvt.)
22 Agustus 2007 | 20:00
Rp750.000, Rp500.000, Rp350.000, Rp200.000
Nusa Indah Theatre
Balai Kartini
Jl. Gatot Soebroto 37
T 521-3653 F 521-3663
Bintang tamu: Vina Panduwinata, Yuni Shara, Lea Simajuntak, P Project, SHE, Achi, Magnificanto SIngers.
Magenta Orchestra, Music Director: Andi Rinto.
Bimbo merupakan grup musik religius yang terbentuk sekitar 1967. Lagu-lagu grup ini identik dengan lirik puitis seperti Melati dari Jayagiri, lalu menggunakan tema keseharian seperti Abang Becak. Meskipun belakangan ini Bimbo dikenal sebagai kelompok musik religius, namun dalam perjalanan kreatifnya Bimbo membawakan berbagai jenis lagu pop, balada, bahkan dangdut.
Labels: musik
21-22 Agutus 2007 | 19.00
Rp. 100.000
Retrospeksi IWAN TIRTA
Sebuah retrospeksi Batik klasik, dipersembahkan melalui pergelaran Opera Klasik Jawa
Taman Ismail Marzuki
Graha Bhakti Budaya,
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325 | tiketbox: http://ticketbox.detik.com
Pengarah Artistik Iwan Tirta Tata Tari, Sutradara & Penulis Naskah Wasi Bantolo Tata Musik Blacius Subono Tata Cahaya & Artistik Panggung Iskandar K. Loedin Tata Suara Totom Kodrat Tata Busana Hartoyo Penasehat Artistik Tata Busana KRAy. Maktal Dirdjodiningrat Penasehat Artistik Koreografi Elly D. Luthan Penasehat Artistik Tata Keris Haryono Haryoguritno Assisten Produser Retno Hemawati, Sodikin Co-Produser Sandiantoro, Fafa Utami, Y. Vikochenko Produser Bram & Kumoratih Kushardjanto
Dari Kumoratih Darmawan :
Iwan Tirta mengeluarkan kain-kain klasik yang dibuatnya sejak 30 tahun yang lalu dan merupakan motif-motif langka. Bukan hanya kain-kainnya saja, tetapi juga perhiasan dan kerisnya. Keris-keris yang dikenakan penari disesuaikan dengan karakteristik tokoh wayang yang diperankannya. Dalam hal ini, Museum Pusaka banyak mendukung. Sebagian besar keris-keris yang dikenakan penari adalah koleksi Museum Pu saka.
Kalau biasanya sebuah peragaan adibusana yang menggunakan para model yang berjalan di atas catwalk, batik klasik Iwan Tirta ini diperagakan oleh para penari klasik tradisional Jawa dalam format opera (dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan langendriyan) yang bisa juga dibilang mulai langka.
Kenapa dikemas dalam format opera, tidak lain supaya ekspresi keanggunan, keagungan dan keindahan akan muncul jika batik diletakkan dalam satu kesatuan estetika yang terbingkai dalam konteks kebudayaan yang melahirkannya. Yang mana, ekspresi tersebut boleh jadi tidak akan 'muncul' jika dipamerkan dalam bentuk peragaan busana biasa yang terlepas dari akar tradisinya.
Pergelaran Opera "Tandhing Gendhing" ini adalah perpaduan antara batik, wayang, keris. Dalam tradisi Jawa, satu bentuk seni terkait dengan bentuk seni lainnya. Batik, wayang, keris. Ketiganya tak terpisahkan, dan merupakan sebuah totalitas antara seni rupa dan seni pertunjukan.
Langendriyan adalah salah satu bentuk teater tari tradisional yang memiliki posisi penting pada masanya. Langendriyan diciptakan pada masa abad ke 18 di Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Raden Mas Haria Tandakusuma, menantu dari Mangkunegara IV (1853-1881) menciptakan versi Surakarta, sementara Raden Tumenggung Purwadiningrat dan Pangeran Mangkubumi menciptakan versi Yogyakarta (1876).
Langendriyan diiringi dengan orkestra gamelan, dimana dialog para pemain menggunakan tembang. Langendriyan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga menuntut kemampuan yang prima dari seniman pendukungnya, mulai dari olah tari, vokal hingga kemampuan teater.
Bentuk tarian pria berangkat dari bentuk Wireng (tarian perang), salah satu jenis tari yang lazim di Kasunanan Surakarta, yang mana hanya ditarikan oleh pria. Wireng memiliki jenis dan ragam yang bermacam-macam, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu wireng beksan dugangan seperti tari Band abaya, dan wireng beksan alusan seperti tari Dhadap Karno Tinanding. Wireng sudah mulai jarang ditarikan, dan kini dapat disebut sebagai salah satu bentuk tarian yang langka.
Langendriyan menuntut kemampuan teknik yang sangat tinggi meliputi tari, olah vokal dan kemampuan akting. Dialog akan dilantunkan dalam bentuk tembang (lagu) sehingga tentunya juga menuntut teknik vokal yang prima dari para penari. Di sisi lain, pemilihan penari dilakukan melalui proses audisi yang ketat. Selain memiliki kemampuan teknis yang prima, mereka pun harus memiliki postur tubuh yang cocok untuk memperagakan adibusana dan kain batik klasik Iwan Tirta.
Ditarikan oleh 7 orang penari laki-laki dan 2 orang penari perempuan, koreografi ini akan diiringi oleh orkestrasi gamelan dengan komposisi musik yang diolah dari repertoire klasik tradisional Jawa. Di sisi lain, di jaman sekarang ini cukup sulit mencari penari-penari muda dengan kualifikasi seperti itu.
Independent Art Festival
21 Agustus 2007 | 20:00
Gedung Kesenian Jakarta
Jalan Gedung Kesenian No.1, Jakarta 10710.
T 380-8283, 344-1892
F 381-0924
gkj@pacific.net.id
www.gedungkesenianjakarta.com
Komedi Betawi “ Si Jagur”
Sutradara Syaiful Amri Tata Musik Andi Suhandi Tata Panggung Djudjun Cs. Pemain H. Bolot, H. Bodong, Hj. Nori, Edi Oglek, Rini SBB, Kubil, Rita Hamzah, Rudi Sipit, Jaya, Malih dan lain-lain Bintang Tamu Artis-artis Ibukota
Suatu malam Raja Padjajaran bermimpi buruk. Ia mendengar suara gemuruh dari sebuah senjata yang kelihatan sangat dashyat dan tak dikenal tentaranya. Sang Raja memerintahkan patihnya, Kiai Setomo untuk mencari senjata ampuh tersebut.
Apabila gagal akan dihukum mati, dalam mengupayakan senjata ampuh tersebut Kiai Setomo dan istrinya Nyai Setomi bersemedi di dalam rumah. Setelah sekian lama Sang Patih tidak kelihatan, sang Raja memerintahkan para prajurit menggeledah rumah Kiai Setomo. Namun tidak ditemukan siapapun di dalam rumah itu, kecuali dua buah pipa aneh yang besar. Ternyata Kiai Setomo dan Nyai Setomi telah berubah wujud menjadi dua buah meriam seperti mimpi Raja.
Cerita berubahnya suami istri menjadi meriam tersiar kemana-mana hingga terdengar oleh Sultan Agung Mataram. Lalu Beliau memerintahkan agar kedua meriam itu dibawa ke Mataram, namun meriam jantan Kiai Setomo menolaknya, bahkan melarikan diri ke Batavia. Warga Batavia gempar menyaksikan benda tersebut dan menganggap benda yang dilihatnya itu barang suci. Mereka lalu menutupinya dengan payung untuk melindunginya dari terik matahari dan hujan. Kemudian meriam jantan Kiai Setomo tersebut diberi nama Kiai Jagur atau Sang Perkasa. Sedangkan Nyai Setomi diboyong ke Mataram.
Si Jagur ditempatkan di bagian utara Taman Fatahilah, diantara gedung kantor pos Jakarta Kota dan Kafe Batavia. Moncong meriam diarahkan ke pasar ikan, lurus kearah Jl. Cengkeh, membelakangi Balai Kota.
12-19 August 2007
Carnaval Beach Club, Ancol
T 6471-0000 F 6471-3557
Ancient ethnic dance show | wood carving demonstration | mystical 'Mak Cem' prty | unique souvenirs | amazing traditional boat manouver | fantastic parade surrounding Ancol area
Jum'at, 17 Agustus 2007
09:00 - 10:00 Tarian Pukul Tifa | Pantai Carnaval
10:00 - 11:00 Tarian Pergaulan | Pantai Carnaval
11:00 - 12:00 Atraksi Ukir Patung | Pantai Carnaval
13:00 - 15:00 Lomba Panjat Pinang | Lapangan Pantai Carnaval
15:00 - 16:00 Parade Urbanfest
16:00 - 17:00 Atraksi manusia perahu
Sabtu, 18 Agustus 2007
idem kecuali :
15:00 - 17:00 | Parade Dunia Fantasi
Minggu, 19 Agustus 2007
idem kecuali:
15:00 - 16:00 Program Lelang
17:00 - 18:00 Penutupan Asmat Beorpits Festifal
Beorpits berasal dari kata beor atau burung nuri yang bermakna keindahan dan pits yang berarti laki-laki. "Jadi maksuk festival ini adalah agar keindahan Asmat dapat dinikmati oleh masyarakat di seluruh Nusantara," Bupati Kabupaten Asmat Yuvensius A. Biakai menjelaskan pada Bisnis Indonesia.
dari ancol.com:
”Asmat Beorpits Festival” adalah sebuah kegiatan yang memberikan pengalaman yang langka dan luar biasa, yaitu melihat dengan lebih dekat kehidupan sehari – hari kurang lebih 100 warga asli suku Asmat, salah satu suku pedalaman dengan berbagai budaya dan kebiasaan yang unik dan menarik, sebagai situs warisan dunia. Mereka akan mendirikan rumah adat Yeu di Pantai Carnaval dan tinggal di rumah adat tersebut selama satu minggu penuh (12 s/d 19 Agustus 2007) menampilkan kehidupan sehari – hari, demo pahat Asmat, pukul Tifa, Tarian Asmat, Pesta Emak Cem, workshop, bazar karya seni dari suku Asmat dan Atraksi Manusia Perahu Asmat. Direncanakan juga mereka akan mencoba peruntungan dengan mengikuti Lomba Panjat Pinang Di Ancol, pengalaman langka yang tidak boleh dilewatkan oleh warga Jakarta dan pengunjung Ancol Taman Impian.
Informasi:
Corporate Communications PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk,
Sdri. Sofia Cakti (Opie)
T 6454-567 pesawat 6789
opie@ancol.com
Kompas - Masyarakat suku Asmat sebagai salah satu elemen bangsa menanggapi beragam persoalan bangsa Indonesia, termasuk ancaman disintegrasi, dengan mendorong terciptanya persahabatan melalui keragaman seni budaya yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah didorong untuk memberi tempat bagi pengembangan budaya yang akan memperkuat jadi diri Indonesia meskipun berada dalam keragaman.
Yuvensius A Biakai, Bupati Asmat, yang hadir di Jakarta bersama 150 warga Asmat, Kamis (9/8), mengatakan, kehadiran warga Asmat untuk tampil dalam Asmat Beorpits Festival di Ancol, 12-19 Agustus, sebagai perlambang unsur Bhinneka Tunggal Ika.
"Kami juga bagian dari negara ini. Kami ingin berbagi daya nalar seni yang tinggi yang dimiliki warga Asmat. Saya ingatkan kepada warga Asmat bahwa kami datang bukan untuk cari duit atau baju. Kami datang dari pedalaman untuk mencari teman. Dengan begini, Asmat akan bisa mendunia," kata Biakai.
Armandus Anakat, Wakil Ketua Lembaga Masyarakat Adat Asmat, mengatakan, suku Asmat juga ingin menunjukkan bahwa untuk mendamaikan bangsa ini bukan hanya perlu politik, tetapi juga seni dan budaya. Suku Asmat hendak mengedepankan persaudaraan dengan memberikan rasa aman. "Yang bergaul dengan suku Asmat harus merasa aman dan damai," kata Anakat.
Rektor Institut Kesenian Jakarta Sardono W Kusumo mengatakan, suku Asmat memiliki spontanitas dan kebebasan dalam menunjukkan budaya mereka. Apa adanya dari kehidupan suku Asmat inilah yang secara bebas diekspresikan sehingga terjadi interaksi yang wajar.
"Dari suku Asmat kita bisa belajar bahasa tubuh yang murni dan spontan, yang terlihat dari tari-tarian ataupun saat mengukir. Ini bisa memberikan penyegaran dalam kehidupan. Dari bahasa tubuh itu akan muncul egalitarianisme dan spontanitas untuk keluar dari pengotak-ngotakan manusia," kata Sardono.
Kehidupan suku Asmat ini bisa secara dekat dilihat dan dipelajari masyarakat sebagai bagian dari acara "Warna-warni 62 Tahun Kemerdekaan RI" yang digelar di Pantai Carnaval Ancol. (ELN)book:
Sowada, Alphonse. An Asmat Sketch Book No. 7. Hastings, NE: Crosier Missions; 1980
- The Epic of Beorpits. Narrated by Primbu of Biwar Laut (Age 65).
- A Story of Beorpits. Narrated by Justinus Dawak (Age 40) of the Village of Yow
- The Story of Beorpit. Narrated by Kunep (Aged 60+) in Jipawer Village
19 Agustus 2007 | 19:00
Gratis, kursi hanya untuk undangan
Parkir Timur Senayan
Gelora Bung Karno Jakarta
T 7581-8957/58
Menampilkan : Titi DJ, Cornelia Agatha, Nindji, Twilite Chorus, PSM Universitas Atmajaya, PSM Institut Pertanian Bogor, PSM Universitas Trisakti, Arena Artitiska
Labels: musik
18 - 19 Agustus 2007
14:00 - 23:00
Gratis
Bambu Nusantara World Music Festival
Jakarta International Expo
Arena PRJ, Kemayoran Jakarta
T 2664-5265
Musik Bambu Kontemporer: Balawan, Krakatau, Discus & Saraswati, Sambasunda, Sonoseni
Musik Bambu Klasik: Angklung Nusantara, Arumba, Jegog Bali, Bambu Melulu
Musik Bambu Indi (Genous): Towana, Angklung Banyuwangi, Angklung Buhun, Rindik, Genggong, Tarling, Arumba, Joged Bumbung
Seruling Nusantara: Saluang, Suling Dewa, Toleat, Serunai, Suling Panjang, Terompet Bambu, Kedire, Suling Susun Enrekang
Live Performance by Funtastic Acoustic Jazz
9clouds
9th floor Menara Jamsostek II
Jl. Gatot Subroto 38
T 252-2277 F 252-2266
Labels: musik
18 Agustus 2007 | 19:00
Sekolah Balet Ade Rayanti
Rp 100.000, Rp 50.000
Taman Ismail Marzuki
Graha Bhakti Budaya,
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
Sekolah Ballet Ade Rayanti didirikan oleh Ade Rayanti pada tahun 1967 dengan Chitra dan Welly sebagai Direktur Artistik. Chitra dan Welly mempelajari tari ballet dari Alexis Rassine, pendiri dari Royal Ballet and Sadler Wells Royal Ballet di kota London, Inggris.
Di sekolah tersebut, Chitra dan Welly mempelajari silabus ballet anak dan tingkat professonal, selain itu, mereka juga mempelajari koreografi tari ballet internasional seperti Swan Lake dan Nutcraker.
Pada tahun 1978, Chitra dan Welly mendapat sertifikat guru dari Alexis Rassine.
Di tahun 1979, metode pembelajaran yang digunakan oleh Alexis Rassine menjadi pola baku yang diterapkan di Sekolah Ballet Ade Rayanti.
Pada tahun 1985, Welly dan Chitra mendapat letter for merit and exceptional proficiency in classical ballet dari Alexis Rassine.
Sekolah Ballet Ade Rayanti menspesialisasikan pelajarannya pada tari ballet klasik dengan sistem kurikulum Vaganova dari Russia.
Pada pertunjukkan kali ini, Sekolah Ballet Ade Rayanti akan menampilkan cerita legenda dari Jerman Swan Lake. Julius Reisinger adalah orang yang pertama kali membuat koreografi dari tari ballet klasik ini, dengan Pyotr Ilyich Tchaikovsky sebagai penata musiknya. Swan Lake pertama kali dipentaskan dengan judul The Lake of the Swan oleh Ballet of the Moscow Imperial Bolshoi Theatre pada 20 Februari tahun 1877.
Ade Rayanti School of Ballet was founded on 1967 by Ade Rayanti. The Artistic Directors, Chitra & Welly, learned this beautiful art in London, with Alexis Rassine. Alexis Rassine is a Principal of Royal Ballet and Sadler Wells Royal Ballet, London. He was a dancing partner of the famous ballerina, Margot Fonteyn.
From Alexis Rassine, Chitra & Welly learned ballet syllabus of Children & Professional Grade, and also learned international choreography such as Swan Lake and Nutcracker. In 1978, Chitra & Welly got teacher certificate from Alexis Rassine. In 1979, got Alexis Rassine as patron of Ade Rayanti School of Ballet. In 1985 both got letter "for merit and exceptional proficiency in classical ballet" from Alexis Rassine.
Ade Rayanti School of Ballet is specializing in classical ballet. The Ballet Curriculum based on Vaganova System from Russia.
Ade Rayanti School of Ballet
Jl. Delman Indah VIII / 20 Tanah Kusir - Jakarta 12240
Phone / Fax: 722 2975
Registration every Monday, Thursday, Saturday 15.00 - 18.00
18 Agustus 2007 | 13:00
Gratis
Pusat Kebudayaan Prancis
CCF Jakarta
Jalan Wijaya 1, n° 48
Kebayoran Baru
T 724-7064
F 720-6961
karya Jean-Pierre Melville
menampilkan Nicole Stephane, Renée Cosima, Edouard Dhermitte
d’après le roman de Jean Cocteau
1949, 100 min., B&W, bahasa Prancis
Cozarinsky membuat kompilasi dari potongan-potongan film karya Jean Cocteau serta berbagai wawancaranya dimana ia menjelaskan karya film serta konsep puitisnya. Kehadiran Cocteau dalam gambar dan suaranya yang khas menunjukkan bahwa otopotret atau strip-tease ini, yangmana ia meminta maaf telah mempertontonkannya, ingin memperlihatkan sebuah jiwa yang telanjang.
18 Agustus 2007
Gratis
Pusat Kebudayaan Prancis
CCF Jakarta
Jalan Salemba Raya 25
T 390-8580
F 390-8586
15.00 Pembukaan
15.05 Aku dengan Nina | Dinda M. Djunanda
16.00 Fond de teint | Marie-Louise Mendy
16.10 Marcel ! | Jean Achache
16.19 La conductrice | Carl Lionnet
16.29 Stricteternum | Didier Fontan
16.38 Diskusi
17.00 Yaa... Begitulah Kehidupan | Harta Winata
17.48 Celilian | Heru C. Wibowo
19.00 Gethek Pintar | Muslikah
19.44 Ijinkan aku bernyanyi | Ananto Wibowo
20.29 Kematian di Jakarta | Ucu Agustin
20.54 Diskusi
Memasuki tahun keempat bekerja sama dengan CCF Jakarta, Boemboe Forum 2007 bersinergi dengan program à courts d’écran menghadirkan 6 film pendek Indonesia dan 4 film pendek Perancis mengusung tema “Apa Kabar”. Bagaimana pembuat film mengekspresikan kabarnya melalui pengalamannya langsung atau bahkan ‘menciptakan’ pengalamannya? Lalu bagaimana mereka saling berinteraksi melalui karyanya? Tanyakan sendiri kepada 6 pembuat film yang akan hadir dari Jakarta, Purbalingga, Wonogiri, Yogjakarta dan Jember. Bentuk acara akan berupa presentasi dan pemutaran karya yang langsung dilanjutkan dengan diskusi selama kurang lebih 30 menit setiap karyanya.
Selengkapnya
Independent Art Festival
15 Agustus 2007 | 20:00
Rp 50.000, Rp 40.000
Gedung Kesenian Jakarta
Jalan Gedung Kesenian No.1, Jakarta 10710.
T 380-8283, 344-1892
F 381-0924
gkj@pacific.net.id
www.gedungkesenianjakarta.com
KONSER GAMELAN NON GAMELAN / GAMELAN NON GAMELAN CONCERT
Bersama/with JES GAMELAN FUSION
Pimpinan/Directed by : I Nyoman Windha
Ditengah berkibarnya apresiasi terhadap multikulturalisme, gamelan Bali banyak menarik perhatian para peminat musik, praktisi, dam komposer mancanegara. Salah satu ekspresi musik tradisi Indonesia ini selain dikaji secara teoritis-ilmiah serta dipelajari nilai-nilai keterampilan praktiknya, banyak pula yang memandang dan menggarapnya sebagai media musikal semata yang dieksplorasi untuk mewadahi eksperimen dan kreativitas musik sesuai dengan gagasan, konsep, dan idealisme berkesenian yang dituju. Bentuk-bentuk cipta seni musik yang terimajinasi atau berorientasi sepenuhnya dari gamelan Bali yang dalam implementasi ungkapnya dikawinkan atau secara total memakai media non gamelan, telah dijelajahi oleh para composer dunia. Fenomena kerja kreatif musik kolaboratif ini melahirkan panorama baru yang menggairahkan dalam perjalanan musik dunia. Gamelan Bali punya andil memberikan kontribusi yang signifikan.
Jes Gamelan Fusion (JGF) - Jes adalah singkatan dari Jegog dan Semarpagulingan. Fusi dari gamelan yang terbuat dari bambu dan tembaga ini diintegrasikan menjadi sebuah ensambel yang system tangga nada pelog tujuh nadanya disesuaikan dengan tonika musik barat, dengan pertimbangan agar lebih fleksibel bila berinteraksi dengan musik non gamelan. Secara konseptual, gamelan Jes dikolaborasikan dengan dengan alat-alat musik barat seperti biola, keyboard, bas gitar, drum set, saxophone dan alat-alat musik non gamelan lainnya seperti djembe, tabla, dan sitar Jawa.
In the waving of the appreciation for multiculturism, the Bali gamelan is drawing a lot of attention from the foreign music lovers, practitioners and composers. One of the Indonesian traditional music expression is studied on theoretical-scientific base and on its practical skill values, and many people see and develop it as a just music media which is explored to provide a place for the experiment and music creativity in accordance with the ideas, concept and idealism of the such art. The music art forms which is imagined or oriented completely from the Balinese gamelan that in its expression implementation is combined or totally using the non gamelan media, has been explored by worldly composers. The fenomenon of this collaborative music creative works has born a new enthusiastic panorama in the course of world musics. The Balinese gamelan has a share in providing a significant contribution.
Jes Gamelan Fusion (JGF) – Jes is standing for Jegog and Semarpagulingan. The fusion of the gamelan which is made of bamboo and copper is integrated into an ansamble which seven-tone gamelan scale is adjusted to the western music tones, with a consideration that it will be more flexible to interact with the non gamelan musics. Conceptually, the Jes gamelan is collaborated with the western music instruments, such as violin, keyboard, bass guitar, drum set, saxophone and the other non gamelan instruments like djembe, tabla and Javanese sitar
16 Agustus 2007 | 17:00
Taman Ismail Marzuki
Galeri Cipta III
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
Diskusi Novel Glonggong
Dari Q Reviews :
Novel karya Junaedi Setiyono ini adalah satu diantara lima pemenang Sayembara Menulis Novel 2006 yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. "Glonggong" judulnya, diterbitkan oleh Serambi, Juli 2007, 293 halaman.
Glonggong dalam bahasa jawa, selain berarti memberi minum sapi banyak2 sebelum disembelih untuk menaikkan bobot tubuh si sapi sehingga bisa dijual lebih mahal, di daerah tertentu Glonggong juga berarti batang daun pepaya. Pada novel ini yang digunakan adalah makna yang kedua. Bentuk batang daun pepaya yang panjang, lurus, meruncing di ujung dan lekukan di pangkalnya menjadikannya seperti pedang. Anak2 pun menggunakannya sebagai senjata dalam permainan perang2an. Kokoh tapi lentur, sehingga tidak akan sampai melukai.
Glonggong di novel ini juga merupakan nama panggilan dari seorang anak, yang tinggal di daerah Tegalsari Jawa Tengah pada masa hidupnya Pangeran Diponegoro, yang kemahirannya memainkan glonggong di tangan hingga teman2nya memanggilnya sebagai Glonggong. [foto: Q reviews]
Selengkapnya.
16 Agustus 2007 | 20:00
Gratis
Taman Ismail Marzuki
Graha Bhakti Budaya,
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
Malam Renungan
Pembacaan puisi: Binhad Nurrochmat, Leon Agusta, Sapardi Djokodamono, Abdulhadi WM,
Rieke Dyah Pitaloka dan Soetardji Calzoum Bachri
Monolog: Danarto
Musikalisasi Puisi: Lab Music Jakarta pimpinan Dimas Budi Susilo
Pembacaan Cerpen: Djenar Maesa Ayu
16 Agustus 2007 | 21:00
Rp.10.000
Pantai Carnaval
Taman Impian Jaya Ancol,
Jl. Lodan Timur No. 7
T 6471-0000
- Kangen Band
- Rhoma Irama
- Kristina
- Maya KDI
- Rita Sugiarto
- Ike Nurjanah
Independent Art Festival
15 Agustus 2007 | 20:00
Rp 50.000, Rp 40.000
Gedung Kesenian Jakarta
Jalan Gedung Kesenian No.1, Jakarta 10710.
T 380-8283, 344-1892
F 381-0924
gkj@pacific.net.id
www.gedungkesenianjakarta.com
Prima Parte/ First Session/ Babak Pertama [34 min.]
• Arcangelo Corelli Concerto Grosso op. 6 n. 8 : Vivace, Grave, Allegro, Adagio, Allegro, Adagio, Vivace, Allegro, Pastorale ad libitum [17 min.]
• Arie Napoletane Voce 'e notte andante sostenuto; Era de Maggio allegro; Te vojo bene assaje allegro moderato; I' te vurria vasà andantino [15 min.]
• Nino Rota 8 e 1/2 [2 min.]
Intervallo/ Interval/ Istirahat [15 min.]
Seconda Parte/ Second Session/ Babak Kedua [31 min.]
• Franz Joseph Haydn Concerto in Re magg. per pianoforte e orchestra, versione cameristica: vivace, un poco adagio, rondò all'ungherese allegro assai [20 min.]
• Ennio Morricone Gabriel's oboe [3 min.]
• Nino Rota Amarcord [2 min.]
• Nicola Piovani La vita è bella [2 min.]
• Rinaldo Di Capua O sole mio [4 min.]
Konser menampilkan 5 musisi wanita cantik asal Italia.
Maria Teresa Piccoli (Piano) mengenal piano sejak berumur 7 tahun, pernah mengikuti berbagai kompetisi piano tingkat nasional.
Maria Valentina Montuori (Violin) belajar biola dari Maestro Fabrizio De Melis, Maestro Antonio Anselmi dan Maestro Francesco.
Alina Gilardi (Violin) meraih gelar diploma spesialis biola pada 2004 dan meneruskan pendidikannya di Istituto Pareggiato “Giuseppe Verdi” di Ravenna asuhan Maestro Luca falasca.
Chiara Ciancone (Viola) lulusan The Conservatoire of Music ” A. Casella” dari L’Aquila pada Maret 2007 dengan tesis musik dan tango. Dara 28 tahun ini belajatr biola dari Teresa Pajak dan Gabriella Manilla.
Vera Cammelli (Cello) menerima gelar diploma dari The conservatorio G.B. Martina di Bologna asuhan Alberto Conti. Spesialis dalam the musical TEMA di Milano, belajar dariFrancesco Dillon dan H.E. Deckert di Eisbach (Jerman).
This time the music concert will perform five beautiful female musicians from Italy, with various backgrounds.
Maria Teresa Piccoli (Piano), a pianist who had known the piano since she was 7 years old. Maria Teresa Picoli also had followed various piano competition on national level. The woman whose complete name is
Maria Valentina Montuori (Violin) has learned to play violin from Maestro Fabrizio De Melis, Maestro Antonio Anselmi and Maestro Francesco. The girl who was born in 1978 has also involved in a number of orchestras, in one of them in 2000 – 2007 she played a violin in “I solisti Napolitani” with Naples Italia Orchestra.
Alina Gilardi (Violin) achieved the title of diploma in the field of music specialized in violin in the year of 2004 and continued her education in Istituto Pareggiato “Giuseppe Verdi” in Ravenna under the direction of Maestro Luca Falasca.
Chiara Ciancone (Viola) was graduated from the violin department of The Conservatoire of Music ” A. Casella” from L’Aquila in March 2007 with her thesis on music and tango. The girl who was born 28 years ago has studied violin from Teresa Pajak and Gabriella Manilla. And the
Cello player of the five females is Vera Cammelli (Cello) who has accepted a diploma title in the field of Cello from The conservatorio G.B. Martina in Bologna under the direction of Alberto Conti. She took the specialization in the musical TEMA in Milano with Francesco Dillon and H.E. Deckert in Eisbach (Germany).
12 August 2007 | 16:00
Presale Rp.125,000
D Day Rp.150,000
Pasar Festival Ancol
T 828-2137 / 68282-111
from wikipedia :
Suffocation is an American death metal band. They fused the predominant rhythmic styles of early death metal with complex song structures, and started a new subgenre of death metal known as "brutal death metal." Suffocation is placed amongst peers such as Immolation, Mortician and Incantation as being part of a genetic fragment of death metal known as "New York Death Metal," or "NYDM" for short. The band is also known for having two African American musicians (drummer Mike Smith and guitarist Terrance Hobbs) which is rare in the extreme metal scene. The band was formed in 1990 and has since released several highly-regarded releases on heavy metal labels Relapse Records and Roadrunner Records.
More
Adaptasi dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
12-14 Agustus 2007 | 19.00
Rp.100.000; Rp.75.000; Rp.30.000
Taman Ismail Marzuki
Graha Bhakti Budaya,
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
“Kita telah melawan, Nak, Nyo. Sebaik-baiknya. Sehormat-hormatnya”
Sanikem, gadis 14 tahun yang dijual ayahnya kepada pemilik peternakan dan perkebunan, Tuan Herman Mellema, ternyata gigih merebut kembali kedaulatannya hingga mampu membesarkan “Boerderij Buitenzorg”, yang menjadi panggilannya kemudian, “Nyai Ontosoroh”.
Tuannya mati ditempat pelesiran, anak lelakinya ingkar dan anak gadisnya Annelis direnggut dari naungannya oleh kuasa hukum kolonial. Apakah ia tinggal diam ? Minke, anak mantunya, apa perannya ?
Institut Ungu, Jaringan Permpuan Mahardika dan Perguruan Rakyat Merdeka
Naskah adaptasi Faiza Mardoeki Sutradara Wawan Sofwan Pemain Happy Salma, Madina Wowor, Rudy Wowor, Restu Sinaga, Willem Bevers, Joind Banyuwinanda, Ayu Dyah Pasha, T.R Wikana, Ayez Kassar, Sita Nursanti, Budi Ketjil, Hendra Yan, Nuansa Ayu, Bowo GP dll Art Director Dolorosa Sinaga Sound Engineer Mogan Pasaribu Music Fahmi Alatas Costume Merdi Sihombing Choreographer Pipien Putri Stage Manager Jerry Pattinama
Informasi Tiket :
Dewi Djaja (0815 978-7838 dan 6859-2885)
Putri (0818 0870-1099)
11 - 19 August 2007 | 20:00
La Piazza
Kelapa Gading, Jakarta
Drive, Balawan, Djiwa, Saint Loco, Indonesian Heritage Choir, etc
Labels: musik
With special appearance by : Vina Panduwinata
10 August 2007 | 19:00
SANDS INTERNATIONAL EXECUTIVE CLUB
Mangga Dua Square 5-7th Floor
Gunung Sahari No.1
T 6231-2888
from Everything I say is fascinating
I am utterly in love with this song by Guang Liang! It is the first thing I listen to in the morning, all the way to work in the car, at office, on the way back home, and it will be the last thing I hear tonight.
I am practising so I can sing this song at karaoke. ^_^ To help me in my efforts, I found a great site at www.learn-chinese-through-music.com Each lyric comes in three rows - the han yu pin yin, the chinese characters and the english translation. Awesome!! And you can download all 100+ song lyrics by registering.
Guang Liang's Tong Hua lyrics are beautiful!
viewed till August 7: 460,018 times
Labels: musik
10-11 Agustus 2007 | 19:00
Rp 20.000
Taman Ismail Marzuki
Teater Kecil
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
The Tangled Garden
Sidetrack Performance Group (Sydney) dan Komunitas CCL (Bandung)
Ariel dan Ujang, yang dulu berteman diwaktu masih kecil, bertemu kembali setelah bertahun-tahun terpisah. Ariel yang berkulit kuning langsat, adalah anak tuan tanah. Dia kembali ke kampung halamannya setelah diwisuda. Ujang adalah anak petani miskin yang dulu bekerja di perkebunan teh milik ayah Ariel. Walaupun sudah lama terpisah, dengan pendidikan dan pengalaman yang jauh berbeda, kedua teman itu segera menjalin kembali persahabatan akrab masa kecilnya. Sampai pada saat kedua pemuda itu berjalan di hutan keramat di dekat desanya dan kebetulan melihat seorang gadis cantik sedang mandi di mata air keramat. Karena pertemuan sepintas itulah kedua teman itu akan kehilangan kepalanya.
Dengan setting daerah Parahyangan Jawa Barat, The Tangled Garden memadukan tradisi teater Barat dan Indonesia untuk menciptakan sebuah komedi kontemporer penuh paradoks dan kiasan yang mengejutkan, yang akan memancing gelak tawa sekaligus pikiran penonton.
SUTRADARA: Carlos Gomes PEMAIN : Alex Blias, Gusjur Mahesa, Maryam Supraba, Dedi Warsana, Monica Wulff
PENGARAH GERAK/DRAMATURGI: Iman Soleh NASKAH: Don Mamouney VIDEO: Assad Abdi TATA CAHAYA: Yadi Mulyadi
Labels: TIM
9 Agustus 2007 | 19:00
Rp.500.000,- + Gala Dinner
Museum Nasional,
Jl. Medan merdeka Jakarta
Ibu Dibyo - 3193-1178
Bedhaya Senapaten Dirada Meta, Sebuah Retrospeksi Gerak Tari Ciptaan RM Said
Bedhaya Senapaten Dirada Meta (Dirodo Meto) merupakan satu dari tiga buah karya tari ciptaan RM Said.
Dirodo Meta adalah tarian Si Gajah Ngamuk. Sebuah gerak tari simbolis untuk mengenang perjuangan dalam mempertahankan bukan saja nyawa, melainkan juga harga diri RM Said dan rakyat Mataram terhadap penindasan VOC Belanda dan kroni-kroninya, ketika itu.
Foto: BlontyPix
8 august 2007 | 19:30
Rp.50.000, Rp.35.000
Erasmus Huis
Jl. HR Rasuna Said kv.S-3
T 524-1081 F 525-0379
erastaal@erastaal.or.id
Tembang Puitik Indonesia, album launching
Binu D Sukaman, Ananda Sukarlan
BINU D. SUKAMAN | Soprano
Binu D. Sukaman is one of Indonesia’s leading sopranos. She regularly performs with various orchestra in Indonesia, such as Jakarta Chamber Orchestra, Nusantara Chamber Orchestra, Jakarta Symphonic Orchestra, Twilite Orchestra, Cisya Kencana Orchestra, Parahyangan Chamber Orchestra singing Missa C Minor, Requiem, and Exultate Jubilate by WA Mozart, Requiem by G. Faure, Messiah and Dixit Dominus by GF Haendel, Christmas Oratorio by C.Saint-Saens, Requiem by John Rutter and Carmina Burana by Carl Orff. She also sang the leading role of Dido and Aeneas Opera by H. Purcell and Loro Jongrang (Indonesian Opera) by Trisuci Kamal.
Binu gave recitals in Jakarta, Bandung and Jogjakarta singing Baroque, Classic, Romantic, Impressionist and Modern Repertoire (Contemporary Music) with Ananda Sukarlan, Iswargia Sudarno, Adelaide Simanjuntak-Simbolon and Linny Sugianto. Since 1995 she has performed with the Trisuci Kamal Ensamble in Vienna, Rome, Paris, Marseilles, Rabat, Bangkok, Chiang Mai, and Bangalore. As a member of Batavia Madrigal Singers has won 1st prize (program libre), and 3rd prize in Florilege de Tours Competition in Tours, France, 2001 under Conductor Avip Priatna.
She received her first vocal training from Mr. Pranajaya and later with Sari Indrawati, Catharina Leimena and Lee Alison Sibley until she finished the Performing Level at the YPM Music School. She attended master classes with Adib Fazah (Metropolitan Opera Company, New York), Ruth Drucker, Andrea Ehrenreich (USA), and Rudolf Jansen (Holland).
She also studied Piano with Oerip Santoso, Ina Sutisna, and Iravati Sudiarso until she finished the Teaching Diploma Program at the YPM Music School. She is also a graduate of the Law Faculty University of Indonesia. At present she teaches at YPM Music School, and the Jakarta Conservatory of Music.
Apart from her activity as a singer, together with fellow musicians, she formed an Art Song Series in the year 2000, a concert series to present vocal art in singing. She also supported the formation of the Jakarta Chamber Orchestra.
ANANDA SUKARLAN | Pianis
Ananda Sukarlan, pianis jenius asal Indonesia yang kini menetap di Spanyol, menguasai beragam komposisi karya komponis abad 17 s.d. 20 dan lebih dari 200 komposisi musik baik orkestra maupun solo yang ditulis khusus untuk ditampilkan Ananda oleh komposer Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Perusahaan rekaman di Belanda, Austria, Italia dan Spanyol telah merekam penampilannya dalam bentuk CD dan 1998 memenangkan hadiah kedua Viena Modern Master Performers Recording Award. Rekaman yang terakhir “Complete Piano Works by Santiago Lanchares” menjadi best-seller di Spanyol kategori musik klasik-kontemporer.
Ananda belajar piano awalnya dibimbing sang kakak Martani Widjajanti, lalu melanjutkan di Sekolah Musik YPM dibimbing oleh Myra Suryadi, Soetarno Soetikno, Laura S. Himawan dan Rudy Laban. Melanjutkan studi di Den Haag Royal Conservatory tahun 1987 dibawah bimbingan Naum Grubert, lulus tahun 1993 dengan predikat “summa cum laude” dan meraih penghargaan “Cuypers”. Ananda meneruskan studi S2 dalam bidang musik sampai tahun 1995.
Ananda telah tampil sebagai solois dalam beragam orkestra kelas dunia di Rotterdam, Berlin, Madrid, Spanyol, Lisboa, Mexico City, Queensland dll. Ia pun sering tampil resital piano di gedung konser dunia, a.l. Concertgebouw Amsterdam, Philharmonie Berlin, Auditorio Nacional Madrid, Rachmaninov Hall Moskow dan Queen's Hall Edinburgh. Ananda tercatat menjadi orang Indonesia satu-satunya dalam buku “2000 Outstanding Musicians on the 20th Century” yang diterbitkan oleh the International Biographical Center of Cambridge, Inggris. Tahun 2006 Ananda terpilih menjadi salah satu dari 10 musikus & komponis Spanyol yang dianggap paling berpengaruh, dalam buku “Punto de Inflexion de la Musica Espanola”.
7 Agustus 2007 | 09:00-12:00
Rp1.000.000, Rp.500.000, Rp.250.000, Rp.100.000
Usmar Ismail Hall, Gedung Parfi,
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C No. 22
Selvi Amalia - 0817 473-4357
selvi@citramalia.com
Pada konser Indonesia Pusaka Tour ini, selain memang memainkan karya komponis Ismail Marzuki juga karena bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 62. Untuk menunjukan rasa hormat dan kekaguman pada pencapaian musik Indonesia, pianis Adam György akan membawakan lagu Indonesia Pusaka gubahan Ismail Marzuki selain lagu-lagu klasik karya maestro musik klasik dunia. Disamping itu juga akan membawakan satu lagu karya Dwiki Darmawan bertema perdamaian.
from www.adamgyorgy.com
In 2002 with his outstanding Haydn interpretation Adam György got the 'Vienna Classics Prize' (Wiener-Klassik-Preis) in the capital of Austria. Adam won the Special Prize at the San Remo International Piano Competition in 2003 and all prizes (I. Prize, Grand Prize and Special Prize) at the I. International Chopin Piano Competition, Budapest in 2004
...playing his debut at New York's Carnegie Hall in 2006; Being invited into the Steinway Artist community in 2005 - among the greatest pianists ever; Being called "the rising star" by CNN World Report in 2004; Winningall prizes (Grand Prize, I. Prize, Special Prize) at the International Chopin Piano Competition Budapest in 2004 and being „Pianist 2000" at his age 18 in his country; Adam Gyorgy is apparently among the best European pianist of his generation at his age of 25.
Adam's virtso playing powered by the spirit of Liszt, his charming appearance and his improvisations on well-known melodies are making his concerts unforgettable. He has been touring in the United States, among others in New York and Washington DC, and in the Southeast Asian region: Malaysia, Singapore, Indonesia, Thailand and China in 2006.
Labels: musik
7 august 2007 | 19:30
Rp.50.000
Erasmus Huis
Jl. HR Rasuna Said kv.S-3
T 720-1918, 524-1081 F 525-0379
erastaal@erastaal.or.id
Bernadeta Maitri Astari dan Elwin Haryanto (piano)
Menampilkan siswa/siswi dari Akademi Kesenian di Utrecht
Bernadeta Maitri Astari | soprano
Lahir 15 Januari 1988, meraih Juara Pertama Nationale Finale Prinses Christina Concours di Danstheater Deen Haag pada 15 April 2007, mendapat bea siswa di Conservatorium Utrecht sejak Agustus 2007, mengawali karier vokal di Sanggar Sangrila pimpinan Maria Tanzil (1992-1998), anggota termuda di Batavia Madrigal Singers (2003).
Foto: IndoMania
7 Agustus 2007 | 19:00
Rp300.000, Rp.200.000
Tennis Indoor Senayan
Jl. Pintu 1 Gelora Bung Karno
Senayan Jakarta
T 5798-8623
At the 2006 MTV Video Music Awards, Avenged Sevenfold received the award for best new artist in a video. They took the award over several other artists like Angels and Airwaves, James Blunt, and Panic! At the Disco.
The band's name is a reference to the book of Genesis in the Bible where Cain is sentenced to live in exile for the crime of murdering his brother. God marked him so that none would kill him on account of his sin; the man who dared to kill Cain would have "vengeance taken upon him sevenfold." The title of Avenged Sevenfold's song "Chapter Four" references Genesis 4:15, the chapter of the Bible in which the story of Cain and Abel takes place.
In 2006 A7X did a worldwide tour, including the US, England, Europe, Japan, Australia and New Zealand. After canceling fall and winter 2006 tour dates, the band announced that they were planning their fourth studio album, a self-titled album. M. Shadows has stated that it will not be a City of Evil Part 2 or Waking the Fallen Part 2, but he says it will attract fans of both original albums. They say it will be somewhat of a surprise to their fans.
To "tide fans over" until the release of their newest album, tentatively scheduled for October 16, 2007, Avenged Sevenfold released their first DVD, All Excess, on July 17, 2007. The DVD includes a documentary and live footage dating back to 1999 along with music videos and the making of the Seize The Day music video. It is an all regional DVD and is approximately 156 minutes long.
Before the actual release of the DVD, there were several theatrical premiers around the United States on July 16th, 2007. Avenged has stated that the mixing of the new album will be finished by early August 2007, and the band will start their first tour dates of 2007, playing an Asian tour with stops in Indonesia, Singapore, and Japan.
Labels: musik
10 Agustus 2007 | 20:00
Gratis
Taman Ismail Marzuki
Plaza,
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta
T 3193-7325
KENDURI CINTA merupakan forum silaturahmi dan diskusi yang tidak hanya berisikan kesenian, juga mengedepankan segi kebudayaan, kemanusiaan lintas kultural. Konsep forum yang sangat terbuka serta nonpartisan bagi masyarakat dan kalangan apapun ini dalam dinamikanya akan memunculkan berbagai hal : makna religius, curahan hati, pendapat mayarakat, ide dan lainnya yang tertuang dala suasana dialog interaktif yang ringan, segar dan penuh kekeluargaan.
Labels: TIM
5 Agustus 2007 | 07:00
Gratis
Lapangan Basket Gelora Bung Karno,
Jl. Asia Afrika,
Senayan, Jakarta Selatan
Ana - 398-32162 #266
Bersama Kerispatih; Project Pop; Neo; The Upstair, dll.
Empat mahasiswa Institut Musisi Indonesia, Arief, Badai, Andika, Anton, membentuk band bertemakan Instrumental Etnik, yang digubah dalam aransemen baru. Nama grup diambil dari kata Keris: senjata, dan Patih: pejabat kerajaan, dengan makna grup ini akan menggunakan “keris” (teranalogi kerispatih adalah musik) sebagai senjata ampuh dalam melahirkan karya-karya terbaik yang bersifat universal atau dapat diterima oleh semua orang.
Labels: musik
4 Agustus 2007 | 20:30
Rp20.000, Rp.15.000
Padepokan Wayang Orang Bharata
Gedung Wayang Orang Bharata,
Jl. Kalilio No. 1
Senen Jakarta Pusat
T 7064-2535
In the old days, wayang orang was only performed in the four palaces of Yogyakarta and Surakarta as clasical court dance. In the development, it spread beyond the palaces and become popular among the people. The wayang wong has certain patterns of dance movements and dresses.
For male figures, there are pattern of dance movements, a.o:
1. Alus : very gentle movement, slow, elegant, such as the dance of Arjuna, Puntodewa and all ksatria with slightly build, which is divided into two movements (Lanyap and Luruh).
2. Gagah : 1. Kambeng : the dance is more sportif, such as Bima, Gatotkaca, etc. 2. Bapang : gagah & kasar for the knights of Korawa 3. Kalang Kinantang : In between alus and gagah, such as Kresna, Suteja for tall but slim figures.
3. Kasar : rough, for giants.
4. Gecul : Ponokawan & Cantrik
5. a. Kambeng Dengklik : monkey warrior : Anoman b. Kalang Kinantang Dengklik : monkey warriors : Sugriwa & Subali
For female figures, the movement is called "Nggruda" or Ngenceng encot
In Javanese classical court dance, there are in fact 9 basic movements (Joged Pokok) and 12 additional movements (Joged Gubahan) and Joged Wirogo to beautify the movements for female dancers of Bedoyo and Srimpi.
Today, wayang wong with Gagrak (style) of Surakarta, a female dancer performs the ksatria with alus dance as Arjuna. A male dancer performs Gagrak (style) Yogyakarta, Arjuna with the same alus movements. The dresses and accessories are different between kings, gods, ksatrias, begawans, princesses and commanders. There are more than 45 items [more on Joglosemar]
Photo: Kodok Ngerock
4 August 2007 | 18.30
Plenary Hall, Balai Sidang
Jakarta Convention Center
Broadway & Musical Show " The Unforgetable Love"
Featuring: Rio Silaen & D'Chorus
with
Tora Sudiro, Achmad Albar & Ian Antono, Andre Hehanusa, Syaharani, Novita Angie, Marcel Aulia Big Band, Batavia Dancers.
T 9829 1070 or 9308 5009 (Grace)
3 Agustus 2007 | 20:00
First drink charge
Back Stage Cafe Ancol,
Taman Impian Jaya Ancol,
Jl. Lodan Timur
T 722-3313
Scraping For Change (also known as SFC) is a Bay Area based rock band. The band formed in Belmont, California in 2003. Vocalist Anthony Andrade, Jr., guitarist Sterling Selover, bassist Manny Gonzalez and drummer Joe Szulkowski.
Scraping For Change made their debut on Notre Dame de Namur University's college campus in the spring of 2004. They played their first concert as Scraping For Change with Selover, Andrade, Jr., Gonzalez, Lovero and brought in Tim Urbanski to play drums.
The band went back into the studio to record demo tracks as a four piece with a studio drummer. Later they called on long-time friend and drummer, Joe Szulkowski to join the band and to complete the demo sessions.
In the summer of 2004, Scraping For Change went into Sparks Studios in Emeryville, California to work on their debut album, Heartaches and Danger. They worked with Kirk Casey and Tim Gorman (who has worked with The Who, The Rolling Stones, and others). They released their debut album in August 2004.
"Crazy Mary" and "Neverending Blue," tracks off Heartaches and Danger hit the airwaves in Indonesia on rock radio station Prambors 102.2 FM in November 2006.
Labels: musik
3 Agustus 2007 | 20:00
Rp 50.000 (first drink charge)
Pisa Cafe & Resto Mahakam,
Jl. Mahakam I No. 11,
Kebayoran Baru
T 722-1230, 722-9620
Bersama: Glenn Fredly; Cindy Bernadette; Mala & The Bandit
Kancah musik Indonesia jadi lebih berwarna dengan kehadiran Glenn Fredly. Sejak awal kemunculannya, penyanyi kelahiran 30 September 1975 ini sebenarnya sudah mematok dirinya di jalur musik pop R&B. Kendati pada awalnya ia sempat menjadi vokalis grup Funk Section yang bercorak sweet rock dan melejit lewat hit Terpesona, namun bagi Glenn, musik R&B lebih cocok dengan karakter vokalnya. Selain itu, sejak kecil, ia memang sudah gandrung dan terbiasa dengan jenis black music.
Setelah keluar dari Funk Section, Glenn merintis karir solo dan merilis album Glenn (1998). Glenn akhirnya dikenal lewat lagu Cukup Sudah. Penjualan album ini mencapai angka 50 ribu keping lebih. Bisa dibilang cukup sukses untuk ukuran musik R&B yang saat itu kebanyakan cuma dikonsumsi remaja kota.
Pada 2001 memperoleh Anugerah Musik Indonesia (AMI) sebagai penghargaan kategori lagu terbaik dan penyanyi pria terbaik untuk lagu musik R&B.
Sejumlah albumnya antara lain GLENN (1998), Kembali (2000), Selamat Pagi, Dunia! (2003), OST Cinta Silver (2005), Aku & Wanita (2006) dan Terang (2006).
Ia menikah dengan penyanyi Dewi Sandra, yang juga mantan istri aktor Surya Saputra pada 3 April 2006.
Labels: musik
1 august 2007 | 19:30 - 21:30
Erasmus Huis
Jl. HR Rasuna Said kv.S-3
T 524-1081 F 525-0379
erastaal@erastaal.or.id
Piano recital oleh Jeffrey Jacob dari America
Karya: Mozart, Jacob, Stravinsky, Lanchares, Brahms
Informasi & reservasi: Jakarta Conservatory of Music, 021 – 769 0470
Independent Art Festival
1 Agustus 2007 | 20:00
Gedung Kesenian Jakarta
Jalan Gedung Kesenian No.1, Jakarta 10710.
T 380 8283, 344 1892
F 381 0924
gkj@pacific.net.id
www.gedungkesenianjakarta.com
Batu Ampar - Komedi Betawi
Kawasan Condet atau yang disebut juga sebagai Condet Batuampar merupakan bagian dari kelurahan Batuampar, kecamatan Kramatjati, Kodya Jakarta Timur.
Legenda dibalik nama kawasan tersebut bermula dari sepasang suami istri yang bernama Pangeran Geger dan Nyai Polong. Salah seorang anaknya bernama Siti Maemunah yang terkenal cantik. Saat Maemunah sudah dewasa, ia dilamar oleh Pangeran Astawana anak dari Pangeran Tenggara atau Tonggara asal dari Makasar yang tinggal di sebelah timur Condet.
Kedua orang tua Siti Maemunah menyetujui lamaran tersebut dengan syarat dibangunkan sebuah rumah dan tempat bersenang-senang di atas empang dekat kali Ciliwung yang harus selesai dalam waktu satu malam. Permintaan tersebut disanggupi dan terbukti keesokan harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale di empang pinggir kali Ciliwung dengan jalan diampari batu, mulai dari tempat kediaman keluarga Pangeran Tenggara. Demikian menurut cerita tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu disebut Batu Ampar.
Sutradara Syaiful Amri Tatamusik Andi Suhandi Tatapanggung Djudjun Cs Pemain H. Bolot, H. Bodong, Hj. Nori, Edi Oglek, Rini SBB, Kubil, Rita Hamzah, Rudi Sipit, Jaya, Malih dan lain-lain Bintangtamu Artis-artis Ibukota
Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta