Resting Place

28 Maret 2008 | 19:30
Sanggar Baru,
Taman Ismail Marzuki,
Jl. Cikini Raya No. 73

sutradara Agus Tewel Seketi.

David Campton adalah salah satu dramawan dunia yang luar biasa. Ratusan karyanya telah diapresiasi begitu luas, tidak hanya di negara asalnya, Inggris, tapi juga di berbagai belahan dunia lain. Dalam kesempatan Pentas Teater Tujuan bulan Maret 2008, Dewan Kesenian mempersembahkan salah satu karya David Campton bertajuk “Resting Place”, yang akan dibawakan oleh kelompok Get Art Jakarta.

Tim Kreatif
Pimpinan Produksi : Jussaman
Dokumentasi Video : Joel
Dokumentasi Photo : Hariyono
Penata Panggung : Jaya Saskri
Lighting : Donny Vespa
Musik : Tommy Utan Kayu
Kostum & Make Up : Get Art Jakarta
Pemain : Ani Surestu, Dayo Pa
Artistik : Agus Tewel Seketi

Sinopsis
Waktu akan menemukan maknanya ketika sudah terlewati. Demikian juga hidup kakek dan nenek yang sudah berada dekat dengan maut yang mencoba memaknai hubungan mereka.
Nenek begitu terpesona dengan nisan yang terbuat dari batu marmer putih, tapi cemas ketika sadar mereka tidak punya uang untuk membelinya. Nenek mempertanyakan kembali pilihan hidup kakek, menjadi tukang pembuat sepatu. Kakek tersentak.
"Apa yang sudah kamu lakukan dengan waktumu?"
Kakek tersentak.
Senja telah datang.

Tentang David Campton
David Campton (1924 – 2006) adalah seorang penulis naskah drama untuk panggung teater, radio, dan televisi asal Inggris. Ia juga seorang kepala sekolah yang sukses di daerahnya. Campton telah menulis lebih dari 120 judul naskah pertunjukan dan telah menerima banyak penghargaan atas dedikasinya di bidang penulisan drama dan seni peran selama 35 tahun berkarya. Naskahnya sering sekali dimainkan teater-teater sekolah dan komunitas teater, baik di Inggris maupun negara-negara di seluruh di dunia. Ia sangat menikmati keberhasilannya dalam menuliskan satu peran. Karya-karyanya yang lain di antaranya Going Home, The Laboratory, The Cactus Garden, Dragons Are Dangerous, The Lunatic View, The Birthday, Ring of Roses, The Gift of Fire, dan A View from the Brink. Kebanyakan karyanya adalah naskah komedi yang tidak masuk akal (absurd) yang bermain-main dengan ironi atau tragedi yang sebenarnya ada di baliknya.

0 comments:

Your Ad Here