1 Hari 11 Mata di Kepala

6 Juli 2007 | 20:00
Pentas Teater Kosong
Teater Kecil | Rp. 25.000
Taman Ismail Marzuki
Jl. Cikini Raya 73
T 3193 7325,3193 4740, F 3193 4720

Banyak tragedi, ironi juga komedi.
Bukan cuma bagi dan dalam manusia.
Tapi semua yang ada: sayur, kursi, kecoa, air susu yang tumpah atau sekedar nafsu seks yang gelap.

Ini bisa di satu tempat atau sekaligus di berbagai tempat.

DI RUANG TIDUR: Hajjira, pekerja toko, juga pekerja seks komersial, melihat ruang tidurnya setiap hari selalu berubah. Hal itu membuatnya cukup tenteram, karena dunia luar yang dijalaninya telah membuat ia seperti angkotan kota yang ditilang begitu keluar dari jalur atau line-nya. Hingga satu kali ia melihat tikus mati di lubang wastafelnya: segalanya berubah. Ruang tidur itu tak lagi berubah namun selalu berada dalam cuaca yang sama: kecemasan bahkan ketakutan, suatu saat Hajjira akan menemukan dirinya tersesat dalam lubang wastafel dan ia tak mampu mengubah dunia dalam kepalanya: lorong wastafel itu, untuk selamanya. Ruang tidur menjadi neraka monotoni dan dunia luar hanya ilusi.

DI DAPUR: Mari, penari balet yang menikah dengan seorang pegawai kantor kepolisian. Suaminya mati karena salah tembak, disangka polisi hanya karena jaket yang dikenakannya. Setelah itu, mari selalu berusaha di dapur, menyibukkan diri, menyiapkan segala hal untuk suaminya yang akan berangkat pergi atau pulang dari kantor. Ia bersih-bersih, mencuci, memasak dan bicara, seakan suaminya ada di dapur, meruang bahkan adalah dapur itu sendiri.

DI WARUNG: Solar dan sonar duduk di sebuah warung kopi, yang satu menikmati kopi, satu menikmati yang sedang menikmati kopi. Yang satu menghisap rokok, satunya menikmati yang menghisap rokok. Yang satu bicara, yang satu bicara tentang yang sedang bicara. Satu lelaki satu perempuan. Keduanya bertukar sapa, mengaku sumai dan istri. Yang satu duduk satu pergi. Yang satu pergi satu duduk. Mereka bertemu. Mereka tak pernah bertemu.

Lalu kejadian berlangsung dimana-mana. Dimana ruang tercipta dan waktu “bermain” di dalamnya. Tak ada aktor, karena semua adalah pelaku, pelakon (manusia, bangku, cahaya lampu atau tikus di wastafel). Semua bisa berjuktaposisi, bisa beroposisi, bisa berkontemplasi, bisa apa saja. Dalam sebuah panggung yang memungkinkan apa pun yang diinginkan terjadi. Dan ada tak ada relasi, bukan soal lagi. Semua berrelasi sekaligus mengingkarinya.

KARYA : Radhar Panca Dahana PEMAIN : Krisniati Marchelllina, Yudarria & Andi Bersama PENATA PANGGUNG : Giri Basuki PENATA CAHAYA : Reno Azwir PEREKAYASA SUARA : Taufik S. Adam PENATA RIAS : Ratna Kosong & Cherry Wirawan SUPERVISI ARTISTIK : Rick A. Sakri SUTRADARA : Radhar Panca Dahana PRODUSER : Edi Hartanto

0 comments:

Your Ad Here